Cerita Hot Dewasa - Gairah Dunia Kampus (Part 2)

Cerita Hot Dewasa - Gairah Dunia Kampus sebelumnya : Tak lama pun dengan naluri kelakianku kujilat mekinya, kujulurkan lidahku pada bagian lubangnya diapun kembali mendesis "ahhhh Ron, jangan di jilat aku belom cebok tadi, apa lo gak jijik?" katanya, akupun tidak menghiraukan perkataannya, memang sih ada bau pesingnya sedikit, tapi udah kepalang tanggung. Mekinya kujilati terus kumainkan klitorisnya, diapun semakin menikmati jilatanku dengan mendesis-desis dan menekan kepalaku ke bagian kewanitaanya. "Ahhhhhhhhhhh....aku mau keluar Ron...!!!" jeritnya, tubuhnya pun bergetar hebat pinggulnya dan pahanya menegang, tiba-tiba menyemprotlah dengan deras cairan kewanitaannya ke wajahku. Wah ternyata dia orgasme dengan squirting...sungguh pemandangan indah yang baru kali ini kunikmati...

Akupun bangkit dan mulai mengarahkan meriamku ke mekinya yang udah basah. Tapi tiba-tiba dia pegang tongkolku dan....

Dua orang tanpa busana sedang dimabuk cinta tanpa ada busana yang menutupi kedua tubuhnya. Keduanya bergumul di atas meja makan dengan gairah yang membara. Tak terasa sudah setengah jam pergumulan tersebut terjadi.

Kini tiba saatnya menuntaskan hasrat saya yang sudah hampir mencapai puncaknya. Saya gesekkan kejantanan saya yang sudah sangat tegang ke bagian luar memiawnya. Ahhhhh rasanya sungguh nikmat sensanyi luar biasa geli-geli nikmat. Sayapun ambil posisi yang pas untuk siap-siap menghunjamkan torpedo saya ke lubang kenikmatan Shinta yang sudah sangat basah. Pada saat saya mau penetrasi Shinta memegang kejantanan saya dan berkata "Ron, jangan sekarang ya, saya tidak mau kehilangan keperwanan saya sekarang, please" dengan wajah memelasnya memohon kepadaku.
Gairah Dunia Kampus
Dipikiranku berkecamuk antara nafsu dan akal sehat. Jika nafsu yang menang maka kamu akan segera mendapatkan kepuasan yang selama ini kamu idam-idamkan dengan cewek cantik incaranmu kapan lagi ada kesempatan seperti ini, tapi akal sehat mengatakan jangan jika engkau melakukannya maka kamu tidak akan mendapatkan hatinya dan itu akan membuatnya sedih.

Akhirnya akal sehat saya masih mendominasi walaupun dengan perasaan agak kecewa karena hasrat saya belum tuntas, tapi mau gimana lagi saya tidak ingin menyakiti perasaannya. Dengan sedikit banyak menahan hasrat sayapun bilang "Sorry Shin, gue khilaf" Diapun melihat ekpresi kekecewaan saya. "Maaf ya Ron, belum saatnya, sebagai gantinya ini aja ya" katanya. Diapun segera memegang tongkolku dan menjilat-jilat ujung kepala penisku serta memijat buah zakarku. Rasa geli tak terkira melanda ujung kejantananku, terasa lidahnya yang kasar menjilat-jilat lubang kejantananku, akupun dibuatnya kelonjotan dan mengerang-erang keenakan.

Tak puas sampai di situ dimasukkannya kejantananku ke mulutnya dan di sedot-sedotnya kejantananku. Pertama-tama kepala penisnya yang berbentuk seperti helm dengan ujung merah agak kehitaman mengkilat kencang bercampur dengan air ludahnya diemutnya. Digerakkannya maju mundur mulutnya, sampai akhirnya ¾ kejantanku masuk ke mulutnya, tidak kuat dia menelan kejantananku yang lumayan panjang dan besar.

Mulutnya kelihatan penuh oleh kejantananku, digerakkannya mulutnya maju-mundur. Aaahhhhh sensasinya sungguh luar biasa, tak menyangka jago juga dia menyepong kejantananku pasti banyak belajar makan es lilin bathinku. Dan akhirnya jebol juga pertahananku karena kurasakan penisku berdenyut-denyut siap memuntahkan lahar putih yang panas, "aaakkkkhhhhh Sssshiiiinnnnn udah gak kuat nih" dipercepat gerakan maju mundur mulutnya dan kupegangi kepalanya kemudian kukeluarkan kejantananku dari mulutnya dan kuarahkan ke payudaranya, tak kuasa ku menahan laju lahar putih dan akhirnya"crotttt...crottt...crotttt....crottt" beberapa kali tembakan sperma kutumpahkan ke payudaranya.

Payudara Shinta penuh dengan pejuku sebagian menetes ke lantai. Akupun duduk lemas di meja makan.

Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu menuju dapur "Hayoooooooo lagi pada ngapain ehm ehm...!!!!" teriak Anggi. Dengan masih dalam keadaan telanjang kami berdua pun kaget menutupi ketelanjangan kami dengan tangan dan pakain seadanya. "Gak papa kok terusin aja gue cuma mo ambil air minum..." sambil berjalan menuju galon dispenser dan mulai mengisi botol air minumnya dengan cueknya.

Anggi ini anaknya rada tomboi, rambutnya yang lurus agak ikal nggak pernah panjang melebihi bahu, tinggi badan lebih tinggi dari Shinta sedikit. Lekuk-lekuk payudaranya yang menyembul di kaosnya dan pinggulnya tercetak jelas dari celana hot pants warna krem. Di kampus Anggi aktif di Taekwondo dan mempunyai sabuk hijau polos (7/VII), sehingga betisnya yang mulus membulat padi dibalut kulit berwarna kuning langsat, badannya kelihatan bugar dan kencang.

"Ngagetin aja lo Nggi, kirain dah tidur" kataku sambil buru-buru memakai pakaian. Kulihat dia sedikit melirikku waktu aku buru-buru memakai pakaian dan pandangannya tertuju pada bagian bawah tubuhku yaitu kejantananku yang masih agak mengeras walaupun sudah ngecrot beberapa kali di payudaranya Shinta, kulihat waktu mata kami bertatapan dipalingkan mukanya ke arah lain, mukanya bersemu merah.

"Loh kok nyalahin gue, mana gue tahu elo sama Shinta lagi ehem...ehem...! di dapur lagi"

"Nggi jangan bilang ke anak-anak ya, janji lho" kata Shinta

"Iya Nggi please..." akupun memohon juga pada Anggi

"Iya deh...ngapain juga gue buka aib temen sama aja buka aib sendiri" sambil berjalan menuju kamar.

"Makasih Nggi udah mau mengerti kami" kataku

"Gak usah khawatir rahasia aman...Shinta yuk ke kamar" katanya sambil berjalan meninggalkanku diikuti Shinta yang berjalan agak tertatih karena luka dilututnya.

Tinggallah aku sendirian di dapur duduk termenung. Kulihat di dinding dapur ada jam dinding yang menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Spermaku kulihat masih berceceran beberapa di lantai dan kursi, kulap dengan lap di dapur dan kucuci untuk menghilangkan jejak. "Hoahemmm" aku menguap karena kantuk. Akupun segera menuju ke kamar, di kamar kulihat Dodi, Yudha, Arif, Andi tidur berjejer kayak ikan asin, memang sih kami tidur menggelar kasur di lantai, karena rasa lelah yang amat sangat akupun segera ambruk merebahkan diri dan terlelap tidur.

Pagi-pagi alarm HPku berbunyi jam 05.00 pagi. Sialan nih alarm ganggu orang tidur aja, kuraih HP di samping tempat aku tidur dan ku stop. Namun, perutku tiba-tiba mules pengen BAB (Buang air Besar). Akupun segera bangun, kulihat temen-temenku masih pada molor aja padahal tidurnya duluan mereka dasar pemalas. Kulihat ke luar jendela ternyata kondisi masih gelap, kuambil senter dan segera menuju ke Sumur.

Dengan langkah buru-buru aku menuju sumur, sudah tidak tahan karena panggilan alam sudah mendesak. Pas sampai di Sumur segera kubuka pintu yang terbuat dari anyaman bambu (gedek) karena sudah tidak tahan dan ternyata.....ternyata....ternyata....kyaaaaaaaaaaa aaaaaa...!!!!! Anggi lagi BAB (Buang air Besar) didalem situ, dengan tangan dia segera menutup mulutnya karena kaget, kulihat mukanya merah padam menahan malu atau ngeden mungkin karena pas pandanganku menuju ke bawah kulihat tainya yang imut berwarna kuning kecoklatan masih menggantung dilubang pantatnya. Akupun segera menutup hidungku karena mencium bau wangi semerbak tai Anggi.

Kalo dilihat dari teksturnya sih tuh tai agak keras sehingga si Anggi mungkin agak sembelit buat ngeluarin tuh kotoran. Anggipun ngeden buat menuntaskan panggilan alamnya dan akhirnya terlepaslah tai tersebut dari lubang pantatnya, diikuti pipisnya yang keluar dari lubang kencing dalam vaginanya, pas pipis vagina Anggi keliatan mekar gitu, wow seksi banget bro, buat lo yang belom pernah liat cewek kencing liat aja soalnya menurut aku seksi banget vaginanya mirip-mirip squirting cuman bau pesing hehe. Vaginanya gundul polos plontos, kayaknya dicukur habis tuh hutan jembinya, mekinya jadi keliatan bersih. Belahan labia minora dan majora bibirnya masih berwarna merah, waduh si Otong dalem celana jadi berontak bangun nih gue pun bengong liat anggi menuntaskan panggilan alamnya sampe beres cebok.

Belom hilang dari ingatan kejadian indah tadi malam bersama Shinta, tetapi kejadian tersebut kepergok Anggi yang membuat kami panik dan kalang kabut karena kami masih dalam kondisi bugil tanpa sehelai benangpun yang melekat di tubuh kami.

Namun, pagi ini sungguh gue dapet kejadian yang gak disangka-sangka gue tanpa sengaja dan diikuti dengan kesengajaan karena dah kepalang tanggung liat Anggi buang hajat. Seperti pepatah mengatakan "namanya rejeki nggak akan kemana". Anggi emang cewek tomboi, dia berani ke kamar mandi sendirian walaupun kondisi di luar masih gelap, tapi walaupun tomboi banyak juga lho yang mencoba ngedeketinnya di kampus.

Kembali ke kejadian pagi ini, setelah tuntas melakukan bisnisnya Anggi segera berdiri dan segera memakai celana hot pants-nya. Diapun menatap wajahku dengan perasaan malu, sebel, campur benci karena sudah melihat kegiatan ritualnya dipagi hari mukanya tampak bersungut-sungut.

"Ron, kalo mau masuk kamar mandi ketuk pintu dulu lah jangan maen dobrak aja"

"Sorry Nggi abis udah kebelet banget tadi" sambil berpura-pura meringis memegangi perut. Padahal hasrat untuk BAB udah hilang berganti dengan hasrat yang lain karena melihat pemandangan indah yang tidak terduga.

"Gue malu banget nih, baru kali ini gue boker diliatin orang"

"Sorry Nggi, emang gue gak sengaja tadi buka pintunya kirain gak ada orang di dalem, eh ternyata ada elo, jadi keterusan liatnya hehehe"

"udah udah ah jangan dibahas lagi, awas kalo cerita ke temen temen gue hajar lo"

"wah kalo dihajar sama cewek semanis dirimu gue rela kok" kataku menggodanya. Eh tiba-tiba dari arah depan Anggi melancarkan serangan Taekwondo Ap Chagi (tendangan depan), "Buuukkk"

Tendangannya mengenai perutku sebelah kiri, waduh jadi mules juga nih perut kena tendangan, tapi sebelum tendangan mengenai perut, perut gue sudah gue kunci dan kencengin supaya efek dari tendangannya gak terlalu sakit, tapi tetep aja gue harus sedikit menunduk meringis memegang perut gue karena kena tendangan.

Serangannya tidak berhenti begitu saja, kuliahat Anggi mulai menendang lagi, tapi tendangannya berbeda dari yang pertama, gerakan tendangan pertama ternyata cuma tipuan, kemudian dia memutar tubuhnya dan melancarkan tendangan yang kedua, saya sudah tau teknik itu, teknik Doobal Dangsang Chagi (tendangan ganda ke depan sambil melompat), saya pernah liat anak Taekwondo latihan dengan gerakan seperti itu. Saya pun mundur beberapa langkah sehingga serangan Anggi meleset hanya mengenai angin kosong.

"Eit eit gak kena" aku menggodanya

Diliat dari mukanya Anggi sebel campur marah karena serangannya meleset ditambah godaanku yang mengejeknya. Bersiap-siaplah dia melancarkan serangan ketiga, dia melompat kemudian memutar kakinya ke depan menyodok ke arah perutku, ya tidak salah lagi gerakan tersebut bernama Twio Dwi Chagi. Akupun siap memasang kuda-kuda menyambut serangannya, karena gak mau kecolongan untuk kedua kalinya perutku ku kunci dan kukencangkan ditambah tangan sebagai perlindungan dari serangan tendangannya. Dengan cepat kutangkap kakinya sebelum menghantam perutku dan ku dorong ke depan dengan agak keras.

Karena kerasnya doronganku tubuh anggi Anggi pun agak limbung berdirinya tidak stabil, diapun mundur beberapa langkah ke belakang. Dan ternyata celaka di belakangnya ada sumur, yang tinggi pembatasnya cuma 1 meteran dan diameter lingkarannya kurang lebih 2,5 m. Tak dapat dihindarkan lagi Anggi pun limbung dan jatuh terjerembab ke dalam sumur, "Byuuuuurrrrrr" bunyi suara air dalam sumur karena jatuhnya badan Anggi ke dalamnya. Kedalaman sumur tidak terlalu dalam sih, kurang lebih cuma 15 meteran sampai dasar, tetapi airnya di dalam sumur dari permukaan sampai ke atas cukup banyak, jarak dari permukaan air sumur ke atas kurang lebih 5 meteran.

"Ron, tolooooooooooooonnnnnnggg, gue gak bisa berenang!!!!" teriaknya sambil panik memegang pinggiran sumur yang terbuat dari batu bata.

Akupun panik dan segera menurunkan tali tambang yang ujungnya ada ember kecil yang digunakan untuk menimba air.

"aduhhhhhh"

"kenapa Nggi???"

"brengsek lo!!!, lo sengaja ya lempar ember ke kepala gue"

"Sorry Nggi gak sengaja, buruan pegangan talinya yang kenceng nanti gue tarik ke atas"

Diapun memegang talinya, saya segera tarik tali tersebut ke atas. Ughhhh ternyata berat juga si Anggi. Layaknya pendaki gunung, sementara tangannya memegang tali kakinya memanjat di dinding sumur. Akhirnya dengan sekuat tenaga sampailah Anggi ke atas. Kuulurkan tanganku dan kutarik Anggi keluar dari sumur. Kulihat kaos pink-nya basah sehingga tubuhnya yang montok tercetak jelas dan pandanganku tembus langsung ke payudaranya yang terbungkus BH-nya yang berwarna hitam, payudaranya kelihatan menonjol dan sekel sekali. Pas keluar kutangkap tubuhnya, eh dia loncat ke arahku menyebabkan tubuhku hilang keseimbangan. Dan akhirnya akupun jatuh ke lantai dengan tubuh Anggi diatasku menekan tubuhku.

Napas kami berdua ngos-ngosan karena capek. Kami berdua cuma membisu dan berpandangan mata beberapa saat. Wajah kami sangat berdekatan. Kulihat matanya yang agak sipit, tetapi jernih dihiasi bulu mata yang lentik dan alisnya yang tebal. Pipinya yang sedikit chubby dan halus kulitnya, hidungnya yang mancung menambah manis mukanya, dan bibir merah yang tidak pernah menggunakan lipstick dan rambut pendeknya yang masih kelihatan basah karena air menambah wajahnya semakin manis. Hanya deru napas kami berdua yang terdengar karena rasa capek tadi.

"Ron...sseee...sebenarnya gue suka sama lo..." katanya bergetar. What??? Aduh bagaimana ini aku jadi bingung dibuatnya. Aku tak tahu apakah aku harus menjawabnya sekarang, perang antara perasaan dan pemikiranku berlangsung, bagaimana dengan Shinta, aku tidak mau mengkhianati cintanya. Sepertinya Anggi pun melihat kebingunganku.

Tiba-tiba tanpa diduga-duga, bibir Anggi yang merah merona sedikit terbuka sedikit dan tanpa berkata-kata diapun mendekatkkan wajahnya ke wajahku dan perlahan bibir kami bersentuhan. Sensasi dingin sayah menjalar di tubuhku saat kami berciuman untuk pertama kalinya karena kita hanya sebatas teman, dan akupun tidak menyangka kalau dia bakal menciumku. Walaupun awalnya aku diam, tetapi sebagai lelaki yang mendapatkan perlakuan yang demikian hasrat nafsu dalam dirikupun timbul, akupun tak tinggal diam. Aku menggerakkan bibirku perlahan, melumat bibir bawahnya. Kami berciuman dengan agak kaku untuk beberapa lama, tapi setelah beberapa saat, ketegangan mulai mencair.

Kubalas lumatan bibirnya, ku masukkan lidahku ke mulutnya, lidahku menari-menari di dalam rongga mulutnya, Anggi pun membalas dengan lidahnya. Ciuman kami semakin panas, nafas kami memburu semakin cepat kami berpelukan semakin erat. Perlahan tanganku tak tinggal diam, tanganku pun turun ke bongkahan pantatnya montok dan padat yang hanya terbungkus hot pants yang sudah basah, kuremas pantatnya begitu kenyal dan empuk. Kejantananku pun mulai bangun dan mulai mengeras berontak di dalam celana pendekku.

Kami pun terus saling pagut dan saling berpelukan. Aku memeluknya dan menggulingkannya sehingga yang tadinya posisiku di bawah sekarang posisiku diatasnya. Aku pun melepaskan ciuman. Benang ludah tipis menjuntai menghubungkan mulut kami. Nafas kami terengah-engah. Anggi menatap mataku dalam-dalam dengan matanya yang agak sipit itu.

"Lu cantik banget Nggi..." pujiku

"Thanks Ron..." Diapun hanya tersenyum manis sekali, dengan gigi-giginya yang putih dan rata.

Kulanjutkan ciumanku ke lehernya yang jenjang dan kuning langsat, aahhh dia pun melenguh pelan. Kuangkat kaos warna pink-nya yang basah ke atas, diapun bangkit kemudian duduk dan kutanggalkan dari bajunya. Dan nampaklah dua bukit kembar yang terbalut kulit berwarna kuning langsat yang masih terbalut BH hitam berenda, kontras sekali dengan warna kulitnya yang kuning langsat. Kubuka kaitan BH-nya yang berukuran 34 yang terletak di depan, diapun membantu menanggalkan kaos yang kupakai.

Begitu BH-nya terlepas, terlihatlah pemandangan dua gunung kembar dengan segala keindahannya lingkaran puting yang tidak terlalu lebar, puting susunya yang sudah mengeras berwarna merah kecoklatan karena sudah terangsang atau karena dinginnya air.

Dengan tidak sabar akupun segera menetek payudaranya layaknya bayi, masih tercium aroma wangi parfum wangi yang dia pakai. Ku kenyot-kenyot, kuemut-emut dan kuremas-remas payudara kanan dan kiri secara bergantian. Aaahhhhh dia pun melenguh kecil. Kurasakan makin keras saja puting payudaranya karena kupilin-pilin seperti mencari gelombang radio.

Kuturunkan ciumanku ke bawah menelusuri mulus perutnya yang rata tanpa tanda lipatan lemak, kujilati pusarnya hingga ia menggelinjang keenakan.

"Nggi buka ya?" diapun hanya mengangguk dengan tatapan mata yang sayu pasrah.

Begitu kubuka hot pants warna krem, terlihatlah celana dalam berwarna putih tipis berenda yang sudah basah oleh air. Kuminta dia untuk menaikkan pinggulnya untuk membuka lembaran terakhir kain yang menutupi tubuhnya. Kubuka secara perlahan, kuturunkan sampai mata kaki dan terlepaslah celana dalamnya.

Kini didepanku terpampanglah pemandangan seorang wanita telanjang tanpa selembar benangpun menutupi tubuhnya apalagi ditambah kondisinya basah yang semakin membuat kulit kuning langsatnya semakin mengkilap. Ya Anggi, yang selam ini dikenal sebagai cewek tomboi, tetapi kalo sudah telanjang begini ke-tomboi-annya tidak terlihat sama sekali. Darahku berdesir kencang, tatkala kulihat di ujung pangkal pahanya terdapat celah "cameltoe" vagina Anggi yang bersih karena dicukur habis. Kubuka kedua kakinya, sehingga semakin terlihat jelaslah bentuk vaginanya yang membuatku penasaran. Bibir luar dan bibir dalam masih berwarna merah dengan dihiasi klitoris di bagian atasnya.

Akupun segera membenamkan mukaku ke pangkal pahanya. Bau khas lubang kewanitaan wangi semerbak tercium oleh hidungku, kumainkan lidahku di bagian klitorisnya, diapun menggelinjang kegelian karena terkena lidahku menyapu bagian sensitifnya. Kumainkan lidahku menari-nari di clit-nya yang membuatnya kelonjotan menggeliat-geliat dan menggelepar-gelepar keasyikan seperti seekor ikan yang terdampar di darat. Tak beberapa lama kemudian, pinggulnya terangkat sedikit pahanya mengejan, vaginanya berkedut-kedut tanda dia mencapai orgasme ditekannya kepala saya ke pangkal pahanya dan disertai lenguhan panjang "aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh". Semakin banjirlah vaginanya oleh cairan vegy-nya yang berwarna bening dan hangat,kuhirup dan kujilati cairan yang keluar berasa asin gurih khas cairan vegy wanita.

Aku pun segera memelorotkan celanaku, dan terpampanglah torpedo yang sudah mengaceng keras dengan otot-otot kekarnya siap tempur dengan panjang 17 cm. Kukangkangkan kaki Anggi, dan kugesek-gesekkan ke bibir vaginanya bagian luar. Aaaaaaahhhhhhhh rasanya luar biasa sensasinya seperti mendapatkan sengatan listrik ribuan volt.

T A M A T

0 Response to " Cerita Hot Dewasa - Gairah Dunia Kampus (Part 2) "

Posting Komentar

Populer Hari ini

POPULER MINGGU INI

Diberdayakan oleh Blogger.