Cerita Ngentot Panas Bersama Manda (bag. 3)

Cerita Sebelumnya :
Akupun langsung mencopot satu-persatu pakaian yang aku pakai, sehingga akupun ikut polos tanpa sehelai benang di tubuhnya. Aku lihat Manda terkejut melihat "si kecil" punyaku yang cukup besar dan berdiri dengan gagahnya.

"Oh, besar sekali," katanya sambil mengelus "si kecil".


Aku lalu menariknya ke atas tempat tidur dengan membuat posisi "69. Aku di bawah dan Manda di atas, sehingga membuat dia maupun aku jadi bebas mempermainkan alat vital lawan kami. Dengan pengalaman seks aku yang sudah lumayan, aku permainkan clitoris di vagina Manda yang berbulu halus dan hitam itu, sehingga membuat dia merintih merasakan nikmat yang luar biasa, sementara Manda sendiri juga sibuk mengulum "si kecil" dengan rakusnya.

Cukup lama permainan saling jilat dan isap pada alat vital masing-masing lawan kami, sehingga akhirnya kurasakan tubuh Manda mengejang dan pahanya terangkat ke atas.

"Oh, Shandy. Aku mau.. keluar..," rintihnya dengan nada lemah.

Aku semakin bergairah mempermainkan lubang vagina Manda dengan lidahku yang kata cewek-cewek yang pernah aku tiduri cukup panas itu. Dan tiba-tiba kurasakan lahar panas menyembur dari lubang vagina Manda, yang menandakan ia telah mendapatkan orgasmenya yang pertama dari permainan yang aku suguhkan. Sejenak, aku hentikan aktivitas jilat-menjilat di vaginanya, sambil menunggu ia tenang kembali.

Setelah aku lihat ia mulai tenang dan kembali bertenaga, aku lalu merubah posisi dan menelentangkan tubuhnya di atas kasur yang empuk itu. Dengan lembut aku isap puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan itu, sehingga membuatnya mulai mengerang merasakan nikmat permainan lidahku.

"Oh, Shandy, kamu benar-benar hebat menaikkan gairahku," katanya.

Aku tak mempedulikan kata-katanya, dan terus berkosentrasi untuk membangkitkan kembali nafsu birahinya. jilatan lidahku terus merambah ke belakang telinganya sehingga membuat ia tergelinyang kegelian. Tiba-tiba aku merasakan tangan kiri Manda menggapai-gapai mencari "si kecil". setelah didapat yang dicari, ujung rudalku lalu ditempelkannya di lubang vagina miliknya yang sudah mulai basah kembali.

"Ayo, Shandy. Aku sudah tidak tahan lagi. Ayo, tekan pinggulmu," ujarnya seraya menekan pinggulku agar "si kecil" menembus lubang vagina miliknya.

Setelah aku merasa kepala "si kecil" tepat berada di lubang vaginanya, perlahan-lahan aku tekan pinggulku sehingga dapat kurasakan "si kecil" melesak ke dalam lubang vagina Manda yang terasa cukup hangat itu.

"Ah, terus Shandy..," rengeknya sambil mencium bibirku dengan ganasnya.

Secara perlahan-lahan aku terus menekan ujung rudalku ke dalam lubang vaginanya, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku untuk membuka lebih lebar lubang vaginanya yang sempit itu. Dan ketika kurasakan ujung rudalku menyentuh dasar di kemaluannya, Manda melenguh dan mengeluarkan jerit tertahan.

"Ough.., terus Shandy. enaak..!" serunya sambil ikut menggoyang pinggulnya dengan kecang.

Akibat goyangannya itu, aku merasakan rudalku seperti dipilin-pilin dan disedot dengan keras. Namun aku justru merasakan nikmat yang amat sangat, dan ingin memperkencang tempo permainan. Aku lihat, Manda juga kembali akan mencapai orgasmenya yang kedua dengan wajah berpeluh, meskipun AC di ruangan kamar itu disetel pada posisi 16 derajat celcius.

"Ah, aku mau keluar lagi Shandy..," erangnya tertahan.
"Tunggu sayang, kita keluar bareng ya. Aku juga sudah mau sampai nih," ujarku.
"Oh, aku sudah tidak tahan lagi nih.." raraunya.
"Iya, aku juga. Dikeluarkan dimana, sayang..?" tanyaku.
"Di dalam saja, biar aku bisa menikmati permainan ini dengan sepenuhnya," ujarnya lagi.

Akhirnya kami berdua sudah sama-sama tidak bisa menahannya lagi, apalagi aku rasakan di pangkal rudalku ada yang ingin melesat keluar. Dan tanpa dapat ditahan lagi, akhirnya aku dan Manda sama-sama memuntahkan lahar panas dari alat vital kami masing-masing. Manda merasakan lahar panas dari rudalku menghantam dinding vaginanya hingga ke dasar, sementara aku juga merasakan ada cairan panas menyelimuti rudalku.

Setelah itu, kami berdua sama-sama tergolek di ranjangnya yang cukup lebar itu. Dengan sedikit malas, aku menarik tangan Manda untuk mengajaknya ke kamar mandi membersihkan badan.

Namun pada saat kami sama-sama berada di ..

Bersambung ..

0 Response to " Cerita Ngentot Panas Bersama Manda (bag. 3) "

Posting Komentar

Populer Hari ini

POPULER MINGGU INI

Diberdayakan oleh Blogger.