Cerita Mesum - Tante Anne (bag. 3)

Vaginanya benar-benar sudah basah. Tiba-tiba dia menjambak rambutku dengan kuat, dan menggerakkan kepalaku naik turun di vaginanya dengan cepat dan kasar. Lalu ia menegang, dan tenang. Saat itu juga aku merasa cairan hangat semakin banyak mengalir keluar dari vaginanya. Aku jilati semuanya.

"Ohh.. God.. bener-benar hebat kamu Chris.. lemas Tante.. aahh.. nggak kuat lagi deh untuk berdiri.. shitt.. sudah lama nggak begini", dia terbujur lemas setelah 1/2 jam yang melelahkan itu. Aku cuma tersenyum. Perlahan kutarik kedua kakinya ke tepi tempat tidur, kubuka pahanya selebar-lebarnya dan kujatuhkan kakinya ke lantai. Vaginanya sekarang terbuka lebar. Nampaknya ia masih terbayang-bayang atas peristiwa tadi dan belum sadar atas apa yang kulakukan sekarang padanya. Begitu ia sadar penisku sudah menempel di bibir vaginanya.

"Ohh.." ia cuma bisa menjerit tertahan. Lalu ia pura-pura meronta tidak mau. Aku juga tidak tahu bagaimana cara memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Aku sering lihat di film-film, dan mereka melakukannya dengan mudah. Tapi ini sungguh berbeda. Lubangnya sangat kecil, mana mungkin bisa masuk pikirku. Tiba-tiba kurasakan tangan Tante Anne memegang penisku dan membimbing penisku ke vaginanya.

"Tekan di sini Chris.. pelan-pelan yah.. punya kamu gede banget sih", pelan-pelan ia membantuku memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Belum sampai seperempat bagian yang masuk ia sudah menjerit kesakitan.
"Aahh.. sakitt.. oooh.. pelan-pelan Chris.. aduuh.." tangan kirinya masih menggenggam penisku, menahan laju masuknya agar tidak terlalu deras. Sementara tangan kanannya meremas-remas kain sprei, kadang memukul-mukul tempat tidur. Aku merasakan penisku diurut-urut di dalam vaginanya. Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tapi tangan Tante Anne membuat penisku susah untuk masuk lebih ke dalam lagi. Aku menarik tangannya dari penisku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya. Kemudian kudorong penisku masuk sedikit lagi.

"Aduhh.. sakkkitt.. ooohh.. ssshh.. lagi.. lebih dalam Chriss.. aahh", kembali Tante Anne mengerang dan meronta. Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak sabar lagi kupegang erat pinggulnya supaya ia berhenti meronta, lalu kudorong sekuatnya penisku ke dalam. Kembali Tante Anne menjerit dan meronta dengan buas. Aku diam sejenak, menunggu dia supaya agak tenang. "Goyang dong Chris", dia sudah bisa tersenyum sekarang. Aku menggoyang penisku keluar masuk di dalam vaginanya. Tante Anne terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku. Lama juga kami bertahan di posisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis, sambil memejamkan mata.

Tiba-tiba kurasakan vaginanya menjepit penisku dengan sangat kuat. Tubuh Tante Anne mulai menggelinjang, nafasnya mulai tak karuan, dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.

"Ohh.. ooohh.. Tante sudah mau keluar nih.. sshh.. aahh", goyangan pinggulnya sekarang sudah tidak beraturan. "Kamu masih lama nggak Chris? Kita keluar bareng saja yuk.. aahh", tak menjawab, aku mempercepat goyanganku. "Aahh.. shitt.. Tante keluar Chrisss.. ooohh.. gile", dia menggelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku. Aku semakin bersemangat menggenjot. Aku juga merasa bahwa aku bakal keluar tidak lama lagi.

"Aahh.. sshh.." kusemprotkan saja cairanku ke dalam vaginanya. Lalu kucabut penisku, dan terduduk di lantai.

"Kamu hebat.. sudah lama Tante nggak pernah klimaks."

"aah.. capek Tante."

"Mandi lagi yuk.. lengket-lengket nih jadinya", ia berjalan ke kamar mandi dan aku mengikutinya. Kami saling membersihkan tubuh di bawah siraman shower. Setelah mandi, kami tidur-tiduran tanpa busana, berciuman, sambil ngobrol macem-macem. VCD porno yang tadi sudah habis rupanya. Tante Anne menggantinya dengan VCD yang lain.

"Eh.. yang ini bagus loh Chris", lalu ia menghidupkannya. Filmnya tentang seorang gadis yang diperkosa, sedikit sadis menurutku, tapi sangat merangsang sekali.

"Tante sudah lama kepengen coba yang seperti itu Chris.. kalau Om mu sih.. nggak ada seninya.. taunya cuman goyang, nembak, tidur.. susah juga hahaha.. kamu mau coba nggak?" dia tersenyum melihatku.

"Hehehe.. terserah.."

"Ok!" lalu ia berjalan ke lemarinya. Sewaktu ia membukanya, aku terkejut juga melihat begitu banyak Sex Stuff seperti vibrator, tali, handcuff, dan banyak lagi.

"Wah.. banyak amat peralatannya Tante", kataku bercanda.

"He eh.. yah beginilah.. soalnya Om kamu jarang pulang sih. Tante kan butuh seks juga. Yah.. terpaksa harus bermain dengan fantasi sendiri."

"Hehehe", aku cuma tertawa kecil. Kulihat ia mengambil tali dari lemari.

"Nih.. kerjain Tante seperti yang di film itu dong Chris!" ia melemparkan tali itu kepadaku dan berjalan ke arah tempat tidur. Tempat tidur itu bergaya Eropa pertengahan, mempunyai pagar rendah berjeruji di sisi atas dan bawah. Ia memegang pagar berjeruji itu. Aku mengikat tangannya di jeruji itu, ia sekarang membungkuk membelakangiku dengan tangan terikat. Aku berjongkok dan mulai menjilati vaginanya untuk pemanasan.

"Sssh.. oouhh.." kembali kudengar erangannya. Setelah beberapa saat vaginanya mulai basah. "Pakai vibrator Chris!" aku berjalan ke lemari dan mengambil vibrator yang berbentuk seperti penis manusia itu. Hati-hati kumasukkan vibrator itu ke dalam vaginanya, lalu kugeser switch ke posisi "low". Terdengar vibrator itu mulai berdengung halus.

Bersambung ..

0 Response to " Cerita Mesum - Tante Anne (bag. 3) "

Posting Komentar

Populer Hari ini

POPULER MINGGU INI

Diberdayakan oleh Blogger.